Jejak Muhammadiyah
di Bima
Oleh: Mesa Muslih
(Ketua PDPM Kota
Mataram)
Pesatnya
perkembangan Muhammadiyah di Sumbawa juga diikuti Bima. Kini Bima menjadi basis
utama Persyarikatan Muhammadiyah di NTB. Di Bima pula paling banyak berdiri
amal usaha Muhammadiyah.
------
Di Bima,
Muhammadiyah lebih dulu lahir ketimbang Sumbawa. Pembentukan Muhammadiyah di
Bima tercatat dimulai tahun 1938. Persyarikatan Muhammadiyah merupakan
organisasi Islam pertama yang berdiri di Bima.
Saat awal
kelahirannya, Muhammadiyah di Bima berkembang cukup pesat. Dalam jangka waktu
beberapa tahun saja, Muhammadiyah telah terbentuk di semua kecamatan. Bahkan
ranting Muhammadiyah terbentuk di sebagian besar desa yang ada.
Seiring dengan
baiknya perkembangan Muhammadiyah di Bima, perkembangan amal usaha Muhammadiyah
di Bima juga tumbuh pesat. Amal usaha pertama Muhammadiyah yang berdiri di Bima
adalah Sekolah Rakyat (SR) Muhammadiyah yang didirikan tahun 1941.
Menurut Wakil
Ketua PWM NTB H Arsyad Gani, di Bima kader Muhammadiyah tidak hanya berjuang
memurnikan ajaran Islam. Mereka juga fokus melakukan Islamisasi kepada warga
Bima yang masih beragama Kristen. Saat itu di sejumlah kecamatan, seperti
Donggo, sebagian besar penduduknya masih beragama Kristen.
‘’Dakwah
Muhammadiyah yang intensif disana membuat banyak penduduk Donggo akhirnya
memeluk Islam,’’ kata putra kelahiran Bima itu.
Saking getolnya
berdakwah di Donggo, para dai Muhammadiyah Bima membentuk Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah di Desa OO. Padahal pada
saat itu belum banyak orang Donggo yang memeluk Islam. Perjuangan
berpuluh-puluh tahun di daerah ini akhirnya menuai hasil Saat ini sebagian
besar penduduk Donggo telah memeluk Islam.
Pada awal
berdirinya, Muhammadiyah di Bima berkembang cukup pesat, meski mendapat
tantangan dari penjajah Belanda pada saat itu. Saat Jepang masuk ke Bima
sekitar tahun 1941, perkembangan Muhammadiyah di Bima langsung mandeg, karena
Jepang tidak mengizinkan berkembangnya organisasi bentukan pribumi semacam
Muhammadiyah. Demikian halnya di masa
perjuangan mempertahankan kemerdekaan, organisasi Muhammadiyah di Bima juga
sedikit mandeg. Namun sekitar tahun 1948, pengurus Muhammadiyah Bima sempat
mendirikan SMP Muhammadiyah yang saat ini tercatat sebagai SMP pertama yang
berdiri di Bima.
SR Muhammadiyah
yang baru saja dibentuk akhirnya digabung dengan Darul Ulum sehingga bernama Islam
Gakuin (Sekolah Islam). Barulah pada tahun 1970 Sekolah Islam ini dikembalikan
lagi ke Muhammadiyah. Tiga tahun
sebelumnya di Bima juga berhasil didirikan SMP Muhammadiyah di Sila dan SMEA
Muhammadiyah di Bima. Lima tahun kemudian Muhammadiyah Bima mendirikan TK
Aisyiyah pertama di Bima. Tahun 1979 berdirilah Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Muhammadiyah pertama di Bima.
Muhammadiyah Bima
sebenarnya sempat membentuk PGAA Muhammadiyah tahun 1967. Namun tahun 1978 PGAA
Muhammadiyah ini bubar karena adanya peraturan Departemen Agama yang melarang
berdirinya PGAA Swasta. Demikian halnya dengan SPG Muhammadiyah sempat pula
berdiri tahun 1975, namun dibubarkan karena aturan yang tidak membolehkan
berdirinya SPG Swasta.
Dibanding daerah
lainnya di NTB, pertumbuhan amal usaha Muhammadiyah di Bima terbilang sangat
pesat. Dalam jangka waktu kurang dari 10 tahun antara tahun 1968 hingga 1978,
belasan sekolah dan madrasah Muhammadiyah berhasil didirikan. Bahkan pada tahun
1968, di Bima berdiri Universitas Muhammadiyah pertama di NTB, yang awalnya
memiliki dua Fakultas, Fakultas Ilmu Agama dan Dakwah serta Fakultas
Tarbiyah.
Sedangkan untuk
di Dompu tidak banyak keterangan yang bisa diperoleh untuk menggambarkan
perkembangan Muhammadiyah di daerah tersebut. Muhammadiyah dikabarkan
berkembang cukup pesat di Dompu sekitar tahun 1960 hingga 1970 saat dibawah
kepemimpinan M Yacub MT yang juga pernah menjadi Bupati Dompu. (Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar