Jejak AMM di NTB
Oleh: Mesa Muslih
(Ketua PDPM Kota
Mataram)
Sebagai sebuah
organisasi, Muhammadiyah memerlukan kader. Mereka ini nantinya akan melanjutkan
perjuangan dakwah Muhammadiyah. Untuk menciptakan kader ini dibentuk berbagai
organisasi kader yang terhimpun dalam AMM.
-------
Pada awal
kelahirannya Muhammadiyah NTB hanya fokus melakukan dakwah pemurnian ajaran
Islam. Aktifis dakwah Muhammadiyah generasi pertama hamper semuanya adalah
orang-orang yang tidak memiliki kaitan dengan Muhammadiyah. Mereka kebanyakan
masyarakat biasa atau dai yang kemudian tertarik dengan perjuangan
Muhammadiyah. Belakangan mereka kemudian mendedikasikan hidupnya untuk
memperjuangkan dakwah Muhammadiyah.
Pemikiran
mengenai perlunya pengkaderan Muhammadiyah secara informal lahir sejak
Muhammadiyah baru dilahirkan. Namun secara formal, pembentukan organisasi kader
Muhammadiyah pertama, Pemuda
Muhammadiyah baru lahir pada tanggal 2 Mei 1932.
Entah karena
pemikiran perlunya pengkaderan Muhammadiyah masih belum berkembang pada saat
itu, lahirnya pemuda Muhammadiyah di NTB terbilang cukup telat. Badan
Pendidikan kader Muhammadiyah di tingkat Wilayah NTB baru dibentuk tahun 1986
lalu dengan Ketuanya M Syukur. Beberapa tahun sebelumnya sejumlah organisasi
kader Muhammadiyah di tingkat wilayah telah terbentuk. Pemuda Muhammadiyah
misalnya sudah dibentuk sekitar tahun 1964. Beberapa tahun kemudian lahirlah
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Sedangkan Ikatan
pelajar Muhammadiyah (IPM) juga telah terbentuk pertama kali pada tahun 1975.
Di tahun yang sama juga terbentuk perguruan silat Tapak Suci Putra
Muhammadiyah. Nasyiatul Aisyiyah (NA)
merupakan organisasi kader paling buncit yang lahir di NTB, yaitu sekitar tahun
1986.
Hanya saja, di
daerah, pembentukan organisasi kader Muhammadiyah justru lebih awal terbentuk.
‘’Misalnya saja
di Sumbawa, NA mulai dirintis pembentukannya sejak tahun 1960 an,’’ kata salah
seorang sesepuh Muhammadiyah NTB asal Sumbawa Lukmanul Hakim dalam sebuah
kesempatan.
Ketua Pemuda
Muhammadiyah NTB H Akhsanul Khalik menilai, lahirnya organisasi kader
Muhammadiyah ini merupakan perwujudan kesadaran akan pentingnya pengkaderan
dalam Muhammadiyah. Dengan banyaknya lembaga pendidikan bentukan Muhammadiyah,
sebenarnya Muhammadiyah tidak perlu takut kekurangan kader. Hanya saja,
pengkaderan di tingkat lembaga pendidikan terbilang kurang efektif, sehingga
diperlukan organisasi khusus yang melakukan pengkaderan sendiri.
‘’Dari organisasi
kader inilah diharapkan lahir kader-kader muda Muhammadiyah yang nantinya akan
meneruskan dakwah dan perjuangan Muhammadiyah,’’ kata Camat Cakranegara itu.
Dia awal
kelahirannya organisasi kader Muhammadiyah sudah langsung menunjukkan
kiprahnya. Pemuda Muhammadiyah bersama organisasi pemuda lainnya cukup aktif
berjuang bersama organisasi lainnya dalam memberantas PKI di NTB. Pemuda
Muhammadiyah mempelopori pembentukan Komando Kesatuan Angkatan Muda (Kokam)
yang tercatat getol berjuang membersihkan PKI dari NTB.
Saat ini
organisasi kader Muhammadiyah yang terhimpun dalam Angkatan Muda Muhammadiyah
(AMM) aktif melakukan kaderisasi. Di SMA Muhammadiyah, IPM menjadi satu-satunya
organisasi siswa menggantikan OSIS. Di tingkat Universitas Muhammadiyah, IMM
juga menjadi organisasi ekseternal sekaligus internal kampus yang juga rutin
melakukan kaderisasi sendiri.
Kalangan putri
Muhammadiyah juga tidak mau kalah. Mereka menghimpunkan diri dalam wadah NA,
yang selanjutnya menjadi wadah pengkaderan Aisyiyah yang merupakan organisasi
kewanitaan Muhammadiyah.
‘’Dari AMM ini
akan lahir kader-kader Muhammadiyah yang nantinya akan meneruskan estafeta
dakwah Muhammadiyah,’’ kata Akhsanul Khalik. (Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar